Cari Blog Ini

Rabu, 03 Oktober 2012

Ibu, Aku, Dan Benang Takdir


Benang takdir telah menentukan kita bertemu dimana hari aku pertama kali berteriak kencang bagaikan sang harimau yang ingin menerkam mangsanya. Dentang lonceng bergema di lembah hati terdalam ketika kau kecup aku untuk pertama kali.
Betapa teganya kau melahirkan aku ke dunia yang busuk ini hanya untuk menderita seperti kau dan manusia lainnya.
Ketika aku makin yakin dengan ketidakpuasanku ada di bumi ini, aku menangis sekencang-kencangnya, kau hanya tersenyum sambil menimangku dengan sabar. Kau bernyanyi dengan bisikan pelan di telingaku untuk menenangkanku, aku terpaksa berhenti menangis agar kau menghentikan nyanyianmu yang jelek itu.
Aku hanya akan menjadi sampah seperti manusia lainnya.
Kau ajarkanku cara berjalan hingga terjatuh berkali-kali. Kau ajarkanku cara membaca padahal tulisanmu sangat buruk. Kau ajarkan aku cara berhitung angka-angka yang tak jelas asal-usulnya, dan hal-hal lain yang tak berguna lainnya. Beranjak dewasa, sedikit demi sedikit aku mulai menyukai kehidupan ini, banyak ilmu yang bisa aku pelajari, banyak perhatian yang aku dapatkan, banyak tawa yang aku lepaskan, tapi tak sedikitpun mengurangi rasa kebencianku kepadamu.
Aku ingin pergi, jauh darimu.
Dan sekarang aku sadar, ketika benang takdir mempertemukan kita, ternyata puluhan tahun yang lalu, benang takdir lainnya telah mempertemukan engkau juga dengan wanita yang telah melahirkanmu ke dunia yang menyedihkan ini, tetapi sekarang kau telah menjadi manusia yang sangat luar biasa, setidaknya menurutku. Aku menyesal, sangat menyesal, telah memiliki rasa benci itu selama ini.
Maafkan aku, Ibu. Aku adalah anakmu yang durhaka. Aku adalah manusia tak berperasaan yang sering mengecewakanmu. Aku adalah laki-laki yang tak bisa menjaga janji yang telah aku buat dengan Sang Pencipta untuk selalu menghormatimu, menjagamu, dan berbakti kepadamu.
Aku sayang kamu, Ibu.
Kini benang takdir telah mempertahankanmu selama setengah abad di bumi ini, bukan waktu yang mudah dan sebentar untuk seorang wanita yang rapuh sepertimu untuk bertahan dan bersabar. Kini benang takdir pun telah mempertahankan hubungan kita sebagai ibu dan anak hampir seperempat abad, bukan waktu yang mudah dan sebentar untuk menghadapiku yang selalu mengecewakanmu di setiap denyut nadimu.
Selamat hari lahir, Ibu, 50 tahun kini usiamu. Semoga Allah selalu menjagamu di setiap langkahmu, memberikan petunjuk di setiap pilihanmu, memberikan kesehatan di setiap nafasmu, memberikan keselamatan di tiap gerakmu, memberikan kesabaran di setiap masalahmu, memberikan kekuatan di setiap bebanmu, memberikan pahala di setiap amalmu, dan memberikan ampunan di setiap dosamu.
Semoga benang takdir tak bosan menyatukan kita, akan kusembunyikan semua gunting yang bisa memutuskan benang kita. Aku akan berusaha menjadi anak yang bisa kau gantung harapanmu di benang takdirku, Insya Allah.
Ya Allah, aku memohon hanya kepada-MuSang Pemilik Benang Takdir. Dari hambamu yang sering durhaka kepada Ibu-nya, Kautzar.


Sumber: http://mochkautzar.tumblr.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar