Malam yang sama. Harapan yang sama. Angan yang sama.
Imajinasi yang sama. Kamu yang masih sama.
Pernahkah namamu disebut olehnya? Pernah? Terasa lebih
lembut? Lebih jelas? Lebih berisi harapan? Lebih tidak terjangkau? Haha. Aku
pernah.
Pernahkah dia melemparkan senyuman padamu? Sekali? atau
bahkan setiap berpapasan? Seisi dunia seperti berada dipihakmu? Merasa jadi
orang yang paling beruntung? Atau.. semakin terasa bahwa dia hanya memberi
harapan yang samar? Haha. Aku pernah.
Pernahkah kamu menulis namanya di bagian terbelakang bukumu?
Pernah? Seperti… dia akan membacanya suatu hari? Seperti menjadi bagianya di
hari itu? Seperti…. Ah sudahlah. Aku juga pernah merasakannya.
Pernahkah kamu mendengarkan sebuah lagu yang membuat
bulu-bulu tanganmu ikut mendengarkan? Ikut menari? Lagu dimana mengingatkanmu
padanya. Aku pernah.
Pernahkah kamu berdoa di suatu malam, menata doa untukNya,
tentangnya? Berharap Tuhanmu mendegarkan rengekanmu dengan penuh cinta,
melebihi cintamu padaNya? Berharap esok hari Tuhanmu akan mengabulkan
senandungmu? Aku pernah.
Pernahkah kamu menulis sebuah percakapan.. percakapan yang
kamu impi-impikan... percakapan bersamanya? Dan kemudian, kamu tersadar, sudah
terlalu jauh berharap, terlalu banyak menumpuk angan, terlalu bodoh untuk
menghentikan semuanya? Tersadar bahwa jalan awal sudah terlalu jauh untuk
ditempuh kembali dan jalan pulang memilih untuk terus maju, memilih tidak
memperdulikan harapanmu, memilih tidak memperdulikan kisahmu. Aku pernah.
Pernakah kamu memimpikannya, menjadikannya bintang utama
dalam bunga tidurmu? Mungkin, bukanlah kamu yang membuatnya menjadi pemeran
utama. Dan mungkin saja kamu membuatnya menjadi pemeran utama saat kamu
menyadarinya bahwa itu hanyalah sebuah mimpi. Menemani tidurmu. Membuatmu
melepas semua kegelisahan untuk menggelisahkannya. Dan berharap mimpi itu
menjadi kenyataan. Aku pernah.
Pernahkah kamu merasakan, bahwa hal-hal yang dia lakukan
ditunjukkan padamu? Dan lagi. Menyadari untuk kesekian kalinya. Bukan untukmu.
Aku pernah.
Pernahkah kamu merasakan, dia menoleh ke belakang untuk
mencarimu? dan… HAHAHAHA. Bukan itu sebenarnya. Dan kemudian ingin bumi
menyedotmu saat itu juga. Aku pernah.
Pernahkah di suatu hari, tanpa kamu sadari, kamu berangan
lagi. Membuat ceritamu sendiri. Dan diikuti senyuman yang tak hentinya menari?
Aku pernah.
Pernahkah kamu membuatkannya sebuah cerita, cerita yang kamu
pikir akan dibacanya suatu hari? Dan kamu tau hal yang pasti; dia tak akan
pernah peduli, tak akan pernah menyadari, tak mau membaca dan ikut menikmati
kisahmu. Aku pernah.
Pernahah kamu merasakan, bahwa kamu salah jatuh? Salah
menaruh perasaan? Salah menitipkan harapan? Salah menumpuk angan? Dan lagi.
Kamu sadar. Kamu tidak salah kali ini. Dan dunia mengajakmu menari lagi,
menemani langkahmu yang kemudian sepi. Sepi. Habis. Anganmu akan dimakan
harapan tak menentu. Menjadikanmu semu. Tak berdentum. Buntu. Aku pernah.
Pernahkah kamu berfikir, bertanya pada dirimu sendiri, ini
tak memberimu kenikmatan, hanya akan memberimu keraguan tak berujung? Mencoba fokus
Try Out, fokus Ujian Nasional. Aku pernah.
Pernahkah kamu berfikir untuk menghentikan sebuah ketikan?
Ya. Aku pernah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar