Jadi, bagaimana dengan kesibukanmu? Masih sama? Oh, atau
akan selalu sama? Haha. Aku juga bakal selalu sama kok. Selalu gini, nulis
tentang kamu seakan-akan kamu akan baca,
dan bersedia masuk dalam ceritaku. Cerita yang sebenarnya tidak pernah ku buat sendirian.
Ya, kamu selalu ada, walaupun hanya ingatan sekilas-semu-tak
mungkin-jauh-keras. Hmpf.
“Din, menurut kamu, cinta itu apa?” sambil menggerak-gerakkan tanganya.
Dia gugup? Atau dia sedang jatuh cinta? Atau sudah lelah dilelahkan oleh cinta? Haah. Aku tak tahu.
Dan aku pura-pura tidak dengar. Akan kugunakan waktu saat dia mengulang ucapannya untuk memikirkan cinta itu apa, gumamku. Dan dia mengulang kalimatnya. Aku menyunggingkan senyum. Aku ingin sekali menjawab, tapi ragu. Lalu, sahabat saya itupun merangkai langkahnya, semakin jauh dari pandangan sambil memeluk tugas Tata Boga. Dan aku mengikuti langkahnya dari jauh. Kuperlambat langkahku.
Dia gugup? Atau dia sedang jatuh cinta? Atau sudah lelah dilelahkan oleh cinta? Haah. Aku tak tahu.
Dan aku pura-pura tidak dengar. Akan kugunakan waktu saat dia mengulang ucapannya untuk memikirkan cinta itu apa, gumamku. Dan dia mengulang kalimatnya. Aku menyunggingkan senyum. Aku ingin sekali menjawab, tapi ragu. Lalu, sahabat saya itupun merangkai langkahnya, semakin jauh dari pandangan sambil memeluk tugas Tata Boga. Dan aku mengikuti langkahnya dari jauh. Kuperlambat langkahku.
Cinta itu apa?
Cinta itu saat ada yang bertanya ‘apa itu cinta?’ dan bayangan seseorang/sesuatu
mulai bermain di ingatanmu.
Cinta itu saat kau selalu menyelipkan namanya disela doa-doamu.
Cinta itu saat kau selalu menyelipkan namanya disela doa-doamu.
Cinta itu mampu
membuatmu tersenyum saat hanya mendengar atau mengucap namanya.
Cinta itu saat kamu
merasa kehilangan saat tak ada lagi kehadirannya. Atau bahkan hanya kabarnya.
Cinta itu rasa peduli
yang dibarengi pengorbanan.
Cinta itu membuat rasa
takut, rasa keragu-raguan, rasa kehilangan asa digantingan dengan ‘aku bisa!’
Cinta itu rasa dimana
ingin bertahan lebih lama.
Cinta itu membuat 'segalanya' menjadi terasa ringan.
Cinta itu mampu
membuatmu berangan dan membuat perutmu dipenuhi oleh kupu-kupu.
Cinta itu dimana ada
rasa takut untuk tidak mengingatnya.
Cinta itu dimana ada
rasa khawatir untuk tidak mengkhawatirkannya.
Cinta itu tetaplah
cinta saat ia memberikan energy negative. Apakah kamu masih tetap cinta?
Cinta itu…. cinta ibu
kepada anaknya, cinta manusia kepada Tuhannya.
Cinta itu… dimana ada
senyuman, disitu ada cinta.
Hah. Tau apa kamu, Din, soal cinta?
Dan buyarlah semua deskripsi tentang cinta.
Oh, aku membodohi diriku sendiri.
Cinta tak bisa kamu jabarkan dengan tulisan, dengan
kata-kata. Biarkan perasaanmu, otakmu, tiap-tiap bagian tubuhmu, indramu
merasakannya. Entah jantungmu akan berdetak lebih cepat dari biasanya. Entah
perutmu jadi mules. Entah bulu-bulu ditangan, di lehermu ikut melukiskan
senyum bahagia. Entah bibirmu akan lebih
sering melengkungkan garis manis. Entah pendengaranmu menjadi semakin peka.
Entah kamu jadi ingin terus menari.
Aku mencintaimu, karna Tuhanku yang membuat cinta ini. Aku
ingin mencintaimu, sekali lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar