Cari Blog Ini

Senin, 29 April 2013

JKT48 - Boku No Sakura (Bunga Sakuraku)

Haeeeee,kamu *emotsemut* UNnya udah kelar, Alhamdulillah. Degdeg-annya masih kok. Semoga teman-teman juga Dini lulus dengan nilai memuaskan dan masuk SMA yang dimau. Aamiin. 
Nah kali ini cuma mau membagi lagunya JKT48. Dini sih nggak ngefens,cuma suka aja sama lagu-lagunya. Liriknya emang kadang gak jelas tapi entah kenapa bisa suka. Personilnya yang aku kenal juga cuma Nabilah. Hmph.Yahudahh. Daripada banyak omong gak jelas, nih aku bagi lirik sama link buat donglot

Memperbaiki garis putih di lapangan sekolahDi bawah matahari aku berlari, hari-hari masa mudaJalan milik kamu terbentang lurus dan terus memanjangAngin yang sesaat bersama dengan debu, memori jauh di sana
Tidak ingin kalah dari siapapunDengan siapakah diriku telah saling bersaing
Sampai tujuan yang aku inginTerus jalan walau tak akan sampaiDi tengah mimpi air mata mengalirKu hapus dengan tangan ini
Kakak kelas yang berlari di depanMenghantar bayangan yang panjangBunga sakura gugur dan meninggalkan rantingTahun depan bersemi lagi
Saat teriakan klub sepakbola telah berhentiAku memandang matahari senja yang terbenam, kesepian musim panasPikiran yang bimbang di persimpangan mimpi yang berhentiPada saat itu dirimu menepuk pundakku dan pergi melewatiku
Sesuatu yang telah diajarkan punggungBahwa semua orang berlari dengan tempo yang berbeda
Pada tujuan yang aku inginLangit biru menunggu dirikuMana yang lebih dulu memutuskan pitaBagaimanapun juga boleh
Musim upacara kelulusanDi dalam dada pun angin bertiupBunga sakura hari ini tercerai beraiDi tempat memikirkanmu
Sampai tujuan yang aku inginTerus jalan walau tak akan sampaiDi tengah mimpi air mata mengalirKu hapus dengan tangan ini
Kakak kelas yang berlari di depanMenghantar bayangan yang panjangBunga sakura yang tertinggalPasti suatu hari kan berkelana dari ranting

Liriknya kamu banget? Nih donglot disini

Sabtu, 06 April 2013

Hard to Breathe (tiga)

Cerita sebelumnya: Hard To Breathe, Hard To Breathe (dua)


Jum’at minggu kedua. Itu berarti sekolah Heina akan mengadakan senam bersama. Ya, sekolah Heina memiliki kegiatan yang berbeda-beda setiap Jum’atnya. Kelas 3 tersisa satu kelas. Tiga kelas lainnya sedang solat Dhuha bersama. kelas Heina sudah melakukannya Jum’at minggu lalu, jadi hanya kelasnya sajalah yang ikut senam bersama adik kelas lainnya.
“Nonton film,yok!” ajak Syahdan sesampainya di kelas. Senam cukup membuat letih.
“Film apa?” suara yang gak asing lagi, Tarra.
“Silent Hill 2”
Semua mulai mengambil posisi masing-masing. Banyak yang bergerombolan karena film ini termasuk menyeramkan. Heina sendiri mengambil posisi paling depan dekat layar ditemani Jeni dan Tarra. Sebenarnya Heina malas kalau nonton dekat Tarra. Alasannya karena Tarra banyak nanya saat film berlangsung. Tapi Heina selalu merasa tidak sendiri jika ada suara Tarra yang menggerogoti telinganya perlahan.
Dua puluh menit berlalu. Heina mulai tidak fokus nonton. Sebenarnya Heina ingin sekali keluar meilihat Azhar bermain bola atau hanya sekedar melihatnya keluar kelas.
“Ayok main voli!” ajak Heina kepada teman yang lain.
                “Ayok! Aku juga bosan nah nontonnya,” Tarra curhat.

Kelas Heina hanya memiliki dua orang yang mengikuti ekskul voli, Heina dan Tarra. Kebanyakan mengikuti ekskul basket. Dan tim basket sekolah juga banyak didominasi oleh kelasnya Heina, tak sedikit pula teman kelasnya yang masuk tim seleksi basket sekota Bontang. Dan mereka juga bisa bermain voli, walau kadang bolanya tidak terarah, tapi mereka bermain hanya untuk bersenang-senang. Ada juga yang bermain voli ingin menghilangkan rasa galau dan menyemesh bola sekuat-kuatnya.

Tidak ada pelajaran untuk kelas 3 setiap hari Jum’at semenjak semester 2. Itu berarti, bisa bermain voli sampai pulang sekolah. Azhar sudah bermain bola sejak selesai senam, Azhar letih dan duduk dekat lapangan voli bersama temannya yang lain.
                “Artha, Reno! Ayo main! Ini pemainnya kurang!” teriak Ojan kepada segerombolan pemain bola yang lagi istirahat.
                Artha dan Reno tidak beranjak dari tempatnya. Lalu Ojan mengajak Azhar. Azhar berdiri diikuti Reno. Reno satu tim dengan Ojan, sedangkan Azhar masuk di tim Heina. Seharusnya Heina satu tim bersama Ojan dan teman kelas Heina yang lain, tetapi Ojan menolak dan menyuruh Heina satu tim dengan Azhar.


Rabu, 03 April 2013

Salam Satu Jiwa


Dan tentangmu. Aku juga nggak tau kenapa masih tentang kamu.
Aku juga gak mau kamu tau aku masih terus menulis tentang kamu. ah. Dusta. Aku selalu berharap kamu membacanya… walaupun hanya ilusi belaka.

Kalau semua tulisanku mengganggumu, biarkan aku terus menulis. Mungkin hanya dengan cara itu aku bisa mengalihkan perhatianmu. Sepertinya aku adalah tukang cari perhatian. Tapi, tetep aja kamu nggak baca. Dan (mungkin) kamu nggak terganggu. Kalo merasa terganggu, berarti kamu sadar semua tulisan itu untuk kamu. Dan lagi, kamu nggak pernah membacanya.

Menulis itu mampu membuatku candu. Sama kayak mikirin kamu. Mungkin bukan candu, itu seperti sebuah keharusan. Aku nggak tau kenapa aku memilih kata ‘keharusan’ untuk menggambarkannya. Mungkin karena itu juga sebuah keharusan. Aku gak tau kenapa terus memakai kata ‘mungkin’ untuk mejelaskannya. Penjelasannya masih semu… sama kayak kamu. Aku juga nggak tau kenapa bisa ngetik setengah halaman hanya membahas seperti ini. Mungkin rumit, sama kayak kamu. Dan sudah. Aku mau mengakhiri semuanya. Aku nggak mau merumitkan yang sudah rumit. Dan nggak tau, aku tetep aja ngeladenin kamu yang terus membuat rumit yang sudah rumit. Apakah rumit maknanya sama dengan susah? Kalau iya, tenang, aku tidak merasa disusahkan sama kamu. Karena, sebenarnya, kamu nggak buat susah, cuma aku aja yang menganggapnya susah. Kamu nggak ngapa-ngapain aja, aku mati iseng sendiri.

               Kalo kamu baca ini kamu merasa diribetkan, tenang, kamu kegeeran. Sebenarnya tulisan ini buat aku sendiri, karena lagi, kamu nggak pernah mau kesini untuk membacanya. Salam satu jiwa, kamu!

#CurhatanDebora


Ada beberapa hal yang tidak bisa disampaikan dengan lisan, secara lengkap. Mungkin bagiku semua hal.

Dan ada beberapa hal juga yang hanya bisa dijelaskan dengan lisan, bukan kata-kata.

Ada beberapa hal yang tidak perlu kita ketahui,

Ada pula hal yang tidak perlu kita mengerti, cukup diketahui saja.

Ada banyak jalan yang kita lewati. Dan ada saatnya dimana kita akan mengerti, mengapa jalan itu yang terpilih.

Ada banyak cerita yang membutuhkan judul. Mungkin semua. Dan akan tiba saatnya mengerti mengapa memilih judul tersebut untuk menggambarkan seluruh isi cerita hanya dalam beberapa kata.

Ada juga harapan yang dibiarkan tetap menjadi harapan, tak mau diteruskan. Karena sudah nyaman dengan keadaan atau apapun itu adalah hal yang hanya menunjukkan kepura-puraan.

Ada banyak kedipan, helaan nafas juga debaran yang kita lewati begitu saja. Tapi, ada waktu dimana kedipan, helaan nafas, dan debaran itu kita nikmati, begitu sangat berarti.
                Bukan seberapa banyak waktu yang kita miliki, tetapi seberapa banyak kisah yang mampu kita rangkai. Terimakasih untuk tiga tahun ini. Terimakasih telah mengajakku merasakan bagaimana rasanya dihargai, dibanggakan, dikecewakan, dibahagiakan, dan disedihkan. Mungkin tidak hanya itu saja. Banyak hal yang membuatku semangat pergi ke sekolah. Dan aku sudah merindukan solat Dzuhur bersama di sekolah dan makan siang dan permainan sebelum bimbel dimulai.
                And here I now, mencoba menikmati segala sesuatu. Tetapi untuk menikmati segala sesuatu itu sendiri memiliki caranya sendiri untuk dinikmati. Dan segala kenangan memiliki caranya sendiri untuk dikenang.