Cari Blog Ini

Rabu, 03 April 2013

Salam Satu Jiwa


Dan tentangmu. Aku juga nggak tau kenapa masih tentang kamu.
Aku juga gak mau kamu tau aku masih terus menulis tentang kamu. ah. Dusta. Aku selalu berharap kamu membacanya… walaupun hanya ilusi belaka.

Kalau semua tulisanku mengganggumu, biarkan aku terus menulis. Mungkin hanya dengan cara itu aku bisa mengalihkan perhatianmu. Sepertinya aku adalah tukang cari perhatian. Tapi, tetep aja kamu nggak baca. Dan (mungkin) kamu nggak terganggu. Kalo merasa terganggu, berarti kamu sadar semua tulisan itu untuk kamu. Dan lagi, kamu nggak pernah membacanya.

Menulis itu mampu membuatku candu. Sama kayak mikirin kamu. Mungkin bukan candu, itu seperti sebuah keharusan. Aku nggak tau kenapa aku memilih kata ‘keharusan’ untuk menggambarkannya. Mungkin karena itu juga sebuah keharusan. Aku gak tau kenapa terus memakai kata ‘mungkin’ untuk mejelaskannya. Penjelasannya masih semu… sama kayak kamu. Aku juga nggak tau kenapa bisa ngetik setengah halaman hanya membahas seperti ini. Mungkin rumit, sama kayak kamu. Dan sudah. Aku mau mengakhiri semuanya. Aku nggak mau merumitkan yang sudah rumit. Dan nggak tau, aku tetep aja ngeladenin kamu yang terus membuat rumit yang sudah rumit. Apakah rumit maknanya sama dengan susah? Kalau iya, tenang, aku tidak merasa disusahkan sama kamu. Karena, sebenarnya, kamu nggak buat susah, cuma aku aja yang menganggapnya susah. Kamu nggak ngapa-ngapain aja, aku mati iseng sendiri.

               Kalo kamu baca ini kamu merasa diribetkan, tenang, kamu kegeeran. Sebenarnya tulisan ini buat aku sendiri, karena lagi, kamu nggak pernah mau kesini untuk membacanya. Salam satu jiwa, kamu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar