Cari Blog Ini

Rabu, 10 Februari 2016

For the First Time in Foreveeeeeer

HAAAAAAIIIIIIIII.


Gila.


Kangen banget ngebog bhahahaha.


Jadi, kamu apa kabar? Udah bisa berdamai dengan masa lalu?

IYALAH UDAH. KAN GAK BOLEH STAGNAN DI SATU TITIK. HARUS BISA MOVE AWAY, MOVE UP, TRUS MOVE ON. HMMMM.

Udah ah, aku jadi sok asik.


Sebelumnya, aku mau menggarisbawahi kalo post ini hanya ingin berbagi pengalaman dan semoga ilmu yang bermanfaat. Kalo mau ngomentarin ini-itu mending gak usah dilanjut.
HAHAHAHA. BECANDA. Terserah kalian mau nganggep post ini gimana mau komen dalam hati atau diumbar kayak apa. Aku mah nulis apa yang pengen aku tulis. BHAK.

Post kali ini, aku bakal nyeritain ‘pengelaman pertama’. YAP. Semua orang pasti punya pengelaman pertama, entah itu pertama kali merangkak lalu berjalan, pertama kali dapat nilai bagus lalu nilai anjlok, pertama kali jatuh trus bangun, pertama kali dibiarin jatuh cinta lalu ditinggal pergi seenaknya. YAK.

Semua hal, semua rangkaian hidup kita pasti ada ‘pertama kalinya’. Kalo dalam olahraga nih ya, sebelum mulai pasti ada ‘awalannya’. Kalo awalannya salah, maka berpengaruh pada hasil akhir. Iya, jadi dari situlah kita bisa menghargai bagaimana lelahnya berproses dan belajar bagaimana melihat orang tidak hanya dari hasil akhir, tetapi lihat mulai dari ‘awalannya’.
                As we know, mengawali sesuatu itu susah banget emang. Pasti mikir ‘aku bisa apa enggak, ya?’ atau ‘ini bener nggak sih?’ atau ‘nanti aku siap nggak kalo aku gagal?’ dan itu bakal terus menghantui kita sampai kita benar-benar memulainya. MAKANYA, kita harus berani memulai. OKE, BOSKU?
                Dah. Aku mau mulai cerita nih.
                Jadi, pengalaman pertama yang aku maksud daritadi adalah pengalaman pertama ikut Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) tingkat kota dalam rangka merayakan ulangtahun LNG Academy yang ke-4 (GLANCE 2015). Tema umumnya adalah ‘FUTURE CALLS FOR INDONESIA’.

                Kenapa aku bisa ikut LDBI?
                Hahaha aku juga gak nyangka kenapa bisa ikut. Sebelumnya aku ikut NSDC (National School Debate Competition) atau bahasa Indonesianya Lomba Debat Bahasa Inggris. Ngikut waktu lomba antarkelas saat HUT SMANSA 29 dan tingkat Provinsi yang masih dan harus banyak belajar. DAN, sekitar sebulan yang lalu pas aku lagi jalan di koridor mau ke kantin, ada dua orang kakak dari LNG Academy datang ke SMANSA buat nempel poster di mading sekolah. Hari itu bukan poster debat yang ditempel, tapi lomba basket, vocal group, dan aku lupa apa lagi. Posternya lucu, kekinian-gawl-kewl-hacep gitu.
                NAH, singkat cerita, Iyan sama Aby manggil aku. Jadilah kita bertiga ngobrol di tengah sesaknya kantin. Halah. Mereka nawarin aku buat ikut lomba debat. Awalnya aku nolak. Yaa siapalah aku diajak dua orang yang udah nembus peringkat 8 Nasional LDBI. Sebenernya satu orang tim mereka berdua itu adalah adek kelas, tapi alasan mereka nggak ngajak dia karena biar dia bisa nyari teman untuk ikut lomba debat soalnya kan Iyan dan Aby udah kelas 3, regenerasi gitu. Karena ngerasa nggak pantas, aku bilang ke mereka kalo aku mau mikir-mikir dulu. Gaya banget, kan? Wkwk.
                Dan setelah beberapa kali Iyan meyakinkan, akhirnya aku mau, dengan syarat kalo aku butuh bimbingan dan diajarin cara-caranya. Mereka setuju.

Kenapa aku nerima?
Karena musuh terbesar kita sebenarnya adalah diri kita sendiri, makanya aku bilang ke diriku yang mungkin masih di alam bawah sadar, ‘kenapa gak ngasih kesempatan ke diri sendiri?’. Ya jadi sekarang, buat temen-temen dan aku juga, jangan pernah mengabaikan kesempatan. Ada kesempatan dikit, ambil!

Trus gimana?
Aku lupa tepatnya tanggal berapa, Iyan ngasih aku juklak lomba. NAH, syarat buat ikut lomba debatnya adalah harus membuat esai minimal satu halaman dan maksimal empat halaman tidak termasuk cover dan biodata. Tema esainya adalah ‘Pendidikan’. Yak, tema ini masih luas banget. Jadi, buat mempersempitnya, kita diskusi.
Akhirnya, kita ketemu tiga argument esai pendidikan.
1.       Seringnya mengganti sistem pendidikan, tetapi tidak memerhatikan pemerataan pendidikan.
2.       Pergantian kurikulum akibat kepentingan politik
3.       Pendidikan tidak hanya dijadikan sarana untuk mencerdaskan bangsa, melainkan untuk  meraup keuntungan.

SUDAH RAPI. SUDAH CANTIK. TINGGAL DIKIRIM. TAPI……………………
Kita mau minta penilaian guru dulu, siapatau ada masukan bermanfaat.
Pertama, aku sama Iyan ke Bu Hartatik. Beliau bilang cara penulisan udah bener. OKE.
Kedua, ke Bu Made Pembina debat kami. BOOOOOM. Another Bigbag begins. Beliau bilang, argumen kami terlalu mengarah ke politik dan terlalu berbahaya. Oke, jadi laptop inilah yang setia menemani selama pengejaran deadline yang harus dikejar dalam satu hari karena revisi. ALL IS WELL. Jadi, karena di rumahku nggak ada wifi atau perangkat internet yang bisa dipake dengan leluasa, aku pergi ke Perpustakaan Daerah (perpusda) seorang diri untuk memperbaiki kerusakan. Yaaaaa walaupun aku udah biasa pergi sendirian ke sana. EH INI KODE BUAT KAMOH.
Hari Jumat tanggal 23 Oktober terakhir pengumpulan esai. Dan segeralah kami ke Bu Made untuk beliau lihat lagi dan kami siap direvisi lagi. Alhamdulillah not bad walaupun ada beberapa kalimat yang harus dihapus atau diganti, kan buat kebaikan juga. Wkwk. Akhirnya, esai kami kirim via email. CIAT.

Melalui revisi dan pertimbangan, jadilah argumen kami kayak gini:
1.       Seringnya mengganti sistem pendidikan, tetapi tidak memerhatikan “pemerataan” pendidikan.
2.       Untuk menjalankan kurikulum, sebaiknya pemerintah fokus pada instrumen pendidikan.
3.       Pendidikan tidak dijadikan sarana untuk mencerdaskan bangsa, melainkan menjadi komersialisasi pendidikan.

Ternyata, penutupan pengiriman esai diundur sampai tanggal 27 atau 28 aku lupa. Jadi, pengumuman diundur jadi tanggal 5 November dan Technical Meeting (TM) tanggal 7. BOOOOOM. Pengumuman tanggal 5 yang dinantikan akhirnya datang juga hwahaha. Dari 14 tim yang mendaftar, diseleksi 8 tim untuk mengikuti lomba debat. Alhamdulillah masuk 8 besar di urutan ketujuh.
Tim yang lolos seleksi dari sekolah SMK All Truck, 2 tim dari SMA Bahrul Ulum (BU), SMA YPK, SMKN 1, SMA DHBS, SMAN 3, dan SMAN 1 Bontang.

Di TM, kita diberi 8 mosi untuk diperdebatkan tanggal 15 November di Town Centre. Manatau contoh mosi debat bahasa indonesianya bisa jadi bahan belajar buat temen-temen, ini mosi-mosinya:

  1.       Pemerintah akan menghapuskan MOS karena menghancurkan mental murid atau mahasiswa baru
  2.        Pemerintah akan mengkaji ulang pelaksanaan UN berbasis komputer karena rentan menyebabkan terjadinya kecurangan
  3.       Pemerintah mendukung sistem pendidikan Home Schooling karena dianggap lebih efektif daripada Public Schooling.
  4.    Pemerintah akan mendukung kebebasan berekspresi di situs jejaring sosial karena dapat meningkatkan kreatifitas anak bangsa.
  5.        Pemerintah akan membuat payung hukum untuk menjamin legalitas penyedia jasa transportasi online yang dapat mempermudah mobilitas masyarakat.
  6.        Pemerintah akan mendorong perkembangan sumber energi konvensional kaena sumber energi alternatif dianggap tidak mampu mengganti sumber energi konvensional.
  7.        Pemerintah akan mengalihkan buku pembelajaran konvensional menjadi buku pelajaran elektronik
  8.        Pemerintah akan merelokasi anak-anak yang terkena dampak bencana asap secara sementara ke wilayah lain untuk melanjutkan sekolah.

AKHIRNYA, D-DAY yang kami tunggu, menyambut kami dengan terburu-buru.
Kok bisa?



Iya, jadi gini. SMAN 1 ada kegiatan implementasi 36jam kepramukaan di sekolah. We named it PERJUSAMI, Perkemahan Jumat-Sabtu-Minggu. Nanti deh aku ceritain gimana ‘keseruannya’. Singkat cerita, perjusaminya selesai hari Minggu jam 10, DAN jadwal lomba sekitar jam 1. Tapi, karena kita mau liat pertandingan debat antara SMA DHBS dengan SMKN 1 yang dimulai jam 9, Iyan ijin pulang jam 7, aku ijin jam 8, dan Aby bertahan sampe Perjusami kelar. Perkasa sekali, kan?
NAH, TERNYATA lombanya dipercepat. SMAN 1 lawan SMK All Truck yang seharusnya jam 1 siang, jadinya dimulai jam setengah 12. Kami bertiga ngumpul di rumahku karena paling dekat dengan TC. Itupun kita terburu-buru banget karena kita nyampe di TC sekitar jam 11.25.
Sampai di sana, kita registrasi dan langsung masuk ke ruang case building. Iya, duduk aja kita nggak sempat. Mosi dan posisi diambil melalui cabutan gulungan kertas putih dari panitia. Untuk menentukan siapa yang ngambil mosi, antarketua tim melakukan ‘siut’. Karena yang menang All Truck, merekalah yang ambil gulungan dan SMA1 ngambil gulungan posisi Proposisi/Oposisi.
YAK, jadi mosi pertama kami adalah mosi kedelapan, yaitu tentang Home dan Public Schooling dan SMAN1 berada di posisi Proposisi. Maka debat dimulai. OH IYA, Iyan itu dia sebagai Perdana Menteri (First speaker), Aby sebagai Deputi Perdana Menteri (Second speaker), dan Aku Government Whip (Third speaker). Jatah pidato masing-masing speaker adalah 4 menit 20 detik, lebih dari itu maka akan didiskualifikasi. Kalian bisa cek di Google peran masing-masing speaker, yak.

Putaran kedua itu kita tanding jam 4 di hari selanjutnya. Ketemu SMA DHBS dan alhamdulillah SMA1 menang. Singkat cerita, pengumuman final itu jam 6 sore. FYI, setelah selesai selesai tanding lawan DHBS, Aby langsung menuju SMK2 untuk tanding Voli antarSMA. Sibuk bener, kan, orang itu. Karena SMA1 masuk final, selesai Aby tanding Voli dan dapat juara 1, Aby balik lagi ke Gedung TC sebelum maghrib. Bagaimana dengan aroma tubuh kita? Yagitu. Aku, Iyan, Bu Made, apalagi Aby, gak ada yang mandi.
Malam itu, perebutan juara 1 dan 2 dimulai sekitar jam 7.45 malam. Setelah kita case building yang dibolehkan searching pake laptop yang disediain panitia, kita tanding lagi. Malam itu, kita ketemu SMA YPK. Peserta YPK dengan gagah pake jas warna hitam dan rapih melawan kita yang belum mandih. Sesuai dengan peraturan, mosi malam itu adalah impromtu atau mosi yang baru dikasi pas mau case building. Aku lupa mosinya apa, yang jelas itu tentang Pemerintah Setuju dengan Bela Negara. Yap, kita dapat tim oposisi.

DAH. Debatnya kelar. Aku gak segugup kayak yang pertama dan kedua kalinya, tapi tetep aja gugup.

DAAAAN. Alhamdulillah, SMA1 dapat juara 1 untuk yang kedua kalinya.
Kita diundang di malam puncaknya, gratis, meeeeeen. Panitia ngundang Dzawin Stand Up Comedy entah season berapa.



Cerita selesai. YEAAAYYY.


Ingat pesan akoh, ya. Jangan pernah takut untuk memulai hal baru. Rasa takut itu emang perlu, cuma jangan kebanyakan, nanti malah ngebunuh diri sendiri.




(17Nov2015)


                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar