Hai. Kamu. Di. Seberang. Sana.
Kalo aku bilang ini blog udah
belumut, besarang laba-laba, berbulu, berlendir, kira-kira udah yang keberapa
kalinya, yak? Hm.
Jujur, sebenernya agak susah
nulis lagi kayak dulu. Kalo dulu kan tiap ketemu laptop, pasti adaaa aja yang
nyangkut di kepala dan musti ditulis. Kalo sekarang, ada sih yang nyangkut,
tapi lupa cara menyampaikan, menjadikannya bahan tulisan yang bisa dibaca.
Ngetik.
Hapus.
Ngetik.
Hapus.
Gitu terus daritadi. Tapi rindu
ini mengalahkan segalanya. Halah.
Kali ini, aku bakal ceritain
tentang temen-temen di kelas SMA. Iya, sekarang Dini udah SMA, udah masuk
semester enam :’’)
Kata orang-orang, kalo kelas satu
SMA itu masih kalem-kalemnya, naik kelas dua keluar aselinya, naik siswa
tingkat akhir kelakuan udah mulai terkontaminasi sama lingkungan wkwk. Udah dua
tahun delapan bulan sekelas sama manusia-manusia yang sama, karakternya beda-beda.
Oiya, udah dua tahun delapan bulan juga sama Wali Kelas yang sama. Bu Harwanti.
Kalian
inget gak pertama kali masuk SMA gimana? Mulai dari daftar sampe resmi pake
seragam sakral putih abu-abu? Di kelas duduk sama siapa? Ngomongin apa aja? Apa
kesan pertama kali kenal sama teman kelas? Gimana rasanya duduk di kelas dengan
suasana yang serba baru? Jawab dalam hati aja. Jangan lupa sambil
senyum-senyum,ya.
Aku
masih ingat pertama kali masuk SMA saat daftar penerimaan siswa baru. Hari
Senin aku diantar sama bapakku untuk ngambil dan ngisi formulir di tempat.
Selesai Bapak tanda tangan, aku ditinggal. Selebihnya ngurus sendiri mulai dari
beli map-mapnya salah-beli lagi. Dan waktu pendaftaran itu, aku jalan lagi
sendirian nyusul temen-temenku, trus aku nemu selembar foto tiga kali empat
dengan background warna biru di lantai dekat meja piket gedung putih. Foto
laki-laki. Kuambil dan aku berusaha mencari lelaki itu.
“Permisi, Mas. Ini fotonya
jatoh,” kusapa lelaki itu dari belakang sambil nyerahin fotonya.
Mungkin dia terkejut, gak nyangka, merasa dicari-cari sampai-sampai dia cuma nerima fotonya doang dengan tangan kanannya sambil ngeliatin aku yang berjalan menjauh. Boro-boro bilang makasih, senyum aja enggak :’(
Mungkin dia terkejut, gak nyangka, merasa dicari-cari sampai-sampai dia cuma nerima fotonya doang dengan tangan kanannya sambil ngeliatin aku yang berjalan menjauh. Boro-boro bilang makasih, senyum aja enggak :’(
Ternyataaaaaaaa, dia jadi temen sekelasku sampe sekarang..... HAHAHAHAHAYOSIAPA
Setelah
daftar, ada seleksi rapot. Alhamdulillah lolos. Setelah itu, seingatku kita tes
akademik. Saking kepengen banget masuk SMA ini, aku nulis semua jadwal mulai
dari pendaftaran sampe daftar ulang di cermin kamar dan masih ada sampe
sekarang. Dan semua tanggal yang berhubungan dengan tes seleksi masuk Smansa,
aku tandain pake spidol hitam di kalender kamar yang masih kusimpan sampe
sekarang.
Jadwal hari
Senin 17 Juni 2013 itu Matematika dan Bahasa Indonesia. Unforgettable bangetlah
hari itu. Tesnya mulai jam setengah delapan. NAH KENAPA pas aku berangkat
dianter bapakku naik motor keramatnya, motor supra, di perjalanan di lampu
merah Bakso Putra Solo motor keramat mogok. Mati. Mati. Lemes aku. Akhirnya
bapak dorong motornya ke arah Perum Bontang Permai untuk nyari bensin dan aku
ngikutin dengan langkah lemes di belakang. Gak ketemu karena masih pagi penjual
bensin eceran belum ada yang buka, Bapak balik lagi sampe depan tanah kosong di
samping Toko Rahmat dekat X-Toys. Kita berhenti karena di seberang jalan ada
yang teriak. Mamaknya Dilla. Iya, pagi itu suara Mamaknya Dilla lebih merdu dari
suara siapapun, bahkan Raisa.
“Dini! Kenapa?” teriak mamaknya Dilla
di seberang sambil pengkol (re: belok)
aku cuma bisa diem, nunduk, nangis kalem. Iya, nangis. Lemah kan. Akhirnya
bapak yang jelasin semua, dan mamaknya Dilla nawarin buat nganterin aku ke SMA.
The struggle iz real.
(Cerita ini sudah pernah aku tulis di sini)
(Cerita ini sudah pernah aku tulis di sini)
Pas nyampe kelas yang berada di
gedung putih (sekarang ruangnya dipake untuk gudang penyimpanan perlegkapan
sekolah), teman-teman yang lain lagi ngerjain soal. Btw, Dilla sekelas sama aku
dan dia mengerjakan soal dengan tenangnya. Gaktau kalo hari pertama aku gak
ikut tes, mungkin aku lagi gak nulis beginian. Bhak.
Hari kedua (Selasa 18 Juni) itu
jadwal Bahasa Inggris dan IPA. Dah.
Setelah pengumuman tes tertulis,
ada psikotes lagi. Dulu, ruangan psikotesku yang paling ujung dekat WC yang di
depannya ada rumput dan ilalang-ilalang melambai.
Kalo sekarang..... udah rata
sama tanah dan dibangun bangunan baru yaitu limas go green. Dan.... hari itu
juga pertama kalinya aku seruangan sama ‘gacoan’, YAEMANG dasar bocah SMP baru
gitu doang udah bahagia sampe nirwana.
Setelah semua tes kami lalui,
datanglah hari yang kami tunggu-tunggu. HARI PENGUMUMAN PENERIMAAN SISWA BARU.
GILA. Kalo nginget hari itu, rasa-rasa terharu sendiri. Tahun-tahun setelah
PPDB kami adalah jalur online dan aku sama sekali gak merasa capek musti
bolak-balik sama-sini ngurus berkas sendiri dan sama sekali gak merasa iri
dengan dedek-dedek gemesh yang lewat jalur online.
KENAPAHH?
karena lebih greget. Iya, harus nyuci foto mulai dari berwarna dan gak berwarna
entah itu 2x3 atau 3x4. Harus pake map. Bolak-balik fotokopi. Legalisir rapot.
Tanda tangan orang tua. Panas-panasan bolak-balik sama-sini. Ngisi formulir
pake pulpen. Ngisi rata-rata rapot, hitung rata-ratanya. Dan orangtua tanda tangan, kita berjuang wkwk. Yaa, pasti
yang jalur online juga berjuang. Sama kok. Hanya saja, waktu hari
pengumuman....
JADI, dulu itu waktu angkatan 30
mendaftar, Smansa dalam masa pembangunan. Debu dimana-mana. Kayu, batako,
dinding roboh, seng, pecahan genteng, patahan batang pohon. Itu sudah. Trus,
pas hari pengumuman, dikasitaunya jam 9 pengumumannya bakal keluar. Jadilah
kita-kita ngumpul dari jam 7an pake seragam biru-putih kebanggan. Nunggu.
Nunggu. Nunggu. Sampe jam 11 panas-panasan di depan gedung putih yang sekarang
tempat parkir dan bundaran air mancur, akhirnya seorang guru pria berbadan
tinggi menjulang yang usianya mungkin hampir 50an yang akhirnya kutahu nama beliau adalah Pak Heru,
keluar dari pintu gedung putih sambil membawa tiga lembar kertas yang udah
diplaster. Semua orang berdiri merapat. Setelah Pak Heru berjalan mendekati
seng yang menjadi pagar pembatas dan hari itu berubah menjadi papan pengumuman
kami, beliau membalikkan badan, kembali masuk ke gedung putih. FOR GOD SAKE.
Kira-kira 15-30 menit menunggu, beliau keluar lagi, disusul oleh guru-guru yang
lain membawa kertas-kertas yang kami harap ada nama kali di deretan orang-orang
yang lolos seleksi. BRACE YOUR SELF.
Orang-orang berdesakan, termasuk
aku, Anas, Ijah, Indri, dan Ni’ma.
Jeng-jeeeng... Alhamdulillah kami
berlima lolos. Refleks aku memeluk Anas. Ada yang berpelukan sama orangtua,
sama teman, sama pac.... ah gak ada kayaknya :’’’3
Ada juga temen-temen dari SMP1
lompat-lompatan membentuk lingkaran di tengah-tengah euforia hari itu. Aku
ingat karena ada kamu di barisan belakang, mengepalkan telapak tangan dan
meninju udara. Aku ingat. BHAK. GOSAH BAPER KAMU, DIN.
(cerita ini udah pernah aku tulis di sini)
(cerita ini udah pernah aku tulis di sini)
Aku juga ingat
pertama kali masuk sekolah. Aku ditempatkan di X MIA 3. Pas aku ngambil tempat
duduk sisa di baris terdepan di depan meja guru, aku ambilkan juga bangku
samping buat Anas. IYA, TUHAN BELUM BOSAN KAYAKNYA LIAT AKU SAMA ANAS TIGA
TAHUN SEKELAS. Setelah aku balik dari kelas sebelah ngumpul-ngumpul sama teman
SMP, aku menemukan tas yang jelas bukan tasnya Anas. Anas ngikutin aku dari
belakang buat duduk di bangku kita. YAK. Udah ada wanita kurus kecil berjilbab
yang udah duduk disana. Dengan gagah aku bilang ke dia,
“Mbak, maaf
ini udah ada yang dudukin.”
“Loh iyakah?
Aku duduk sini juga gakpapa, ya? Soalnya gak ada bangku lagi.”
Yaaa karena
aku dan Anas adalah orang yang baek, jadilah kita menempatkan dia di tengah dan
diapit babon kayak kita. IYA, KITA DUDUK BERTIGA. Aku gak pernah ngajak dia
kenalan, dan aku tau nama dia dari buku tulisnya. Aku kira dia orangnya
pecicilan, rusuh, dan teledor. Ternyata dia emang pecicilan, rusuh, dan
teledor. Aku dan semua orang manggil dia Fika. Ada yang Pika juga, sih.
Debut pertama
kita sekolah, kita masih full team 32 orang, sekarang sisa 30. Satunya pindah
waktu kenaikan kelas 3 ke Jakarta untuk menggapai jaket almameter UI dan
kepentingan lainnya, satunya pindah sekolah masih daerah Bontang waktu kelas X
semester 2. Yap, walaupun mereka nggak punya kesempatan buat ngabisin sisa-sisa
masa SMA sama kita, tapi mereka masih jadi bagian keluarga FAKEPOST. Kapanpun
kalian mau balik, pintu kelas masih kebuka, kok #EAA
Hoiya, aku
belum cerita tentang FAKEPOST. Dulu, kelas kita sempat dikasi nama NAPI
singkatan dari NAGH IPA TIGA. Hahahahahaha. Akhirnya, singkatan itu terkikis
zaman dan bertahan hanya beberapa hari. Akhirnya, muncul PATTIMURA singkatan
dari IPA TIGA MUDA BERKARYA. Singkatan itu mampu bertahan sampe kenaikan kelas
3. DAAAAN, karena IPA3 angkatan 28 namanya EXPOST, angkatan 29 namanya REPOST,
hadirlah FAKEPOST sebagai IPA3 angkatan 30. So sweet kan bro.
Ah udah ah.
Sekarang aku mau ceritain one by one player-nya FAKEPOST.
11.
ABY
MAULANA
Bentuk
nyata dari pria punya selera. Aku pernah duduk sama dia selama 3 minggu. Eneg
banged kan. Ah gak juga sih. Untung dia ganteng, mau ngajarin, pengertian,
punya penghapus dan pensil banyak yang bisa dipinjemin, tapi lekong yang suka
teriak lekong hahahaha. Kalo temen kelas kehilangan alat tulis, aku sarankan
buat ngecek tas Aby terlebih dahulu. Serius. Penghapus mulai dari warna hitam,
putih, putih yang sudah membiru, atau hitam yang sudah mengabu. Pensil berbagai
macam ukuran juga lengkap. Pulpen, tipe-x dia juga punya. Bahkan peralatannya
lebih lengkap dari alat tulis anak cewek
di kelas. Bungkus pomade dipakenya jadi kotak pensil.
Coba sekali-kali kalian
perhatiin cara dia ngomong. Pasti dia nutup mulutnya pake telapak tangan yang
jaraknya mungkin 2cm yang jarinya hampir membentuk huruf C, jari telunjuknya di
bagian kumis, jari jempol di bagian dagu, dan sisanya nutupin mulutnya. Gitu.
Buat kalian juga yang mengira Aby itu nggak banyak omong, kalian salah. Biar
ada guru ngomong di depannya tapi menurutnya omongannya lebih penting, dia
bakal cerita sama teman di dekatnya. Kalo sama aku, biasanya dia cerita tentang
film-film di Foxmovies atau NatGeo atau flashback masa SMP :’’)
Apa lagi ya.
Hm, dia ini yang ngajarin aku masuk lewat pagar belakang sekolah karena pagar depan udah ditutup. Dia yang paling ngerti kalo aku lagi lapar tapi gak pernah beliin aku makan :’’) Aku juga pernah dikasih surat cinta sama dia karena aku minta dibuatin wkwk. Isinya cuma satu gambar. Gambar torpedo *if you know what I mean*. Gak cuma sekali. Pernah tuh ya buku MTK-Cku digambarin enam torpedo. DAAN, yang paling parah, buku Tuntunan Solat Lengkap-ku di halaman pertama juga dia gambar torpedo. Aku merasa kotor.
22.
ADI
KUNCORO K
Adoh
kesayangan akoh yang ngerautin pensilku sebelum Try Out, trus ngebuletin LJK-ku
walaupun cuma 3 bunderan. Tapi aku saaayaaaang coro *tebar bunga*
Tapi,
kalo ada shalawatan walaupun di kota seberang, dia pasti datang. Doi juga pernah
izin sekolah karena ikut lomba gerak jalan antar-RT, dan katanya berhasil
dikalahin sama ibu-ibu :’( Hmmm Coro ini pokoknya patut dijadiin contoh buat
anak-anak ‘pecicilan’ di seluruh dunia. Kenapa? Selain dia anak shalawatan, dia
juga ikut Bela Negara. KEREN KAN! #pencitraan #pujidulu #biargakreselagi
Coro
punya kotak pensil terbesar di kelas dan dia bikin sendiri. Sama kayak Yuda, kalo
bukan karena tugas prakarya, gak bakal dia punya kotak pensil. Isinya bahkan
lebih banyak dari kotak pensilku yang isinya cuma satu pensil dan dua pulpen.
Pernah aku cek kotak pensilnya, dia punya dua pensil baru yang belum diraut. Aku
kira semua isi kotak pensilnya hasil dari ‘dapatan’, ternyata enggak. Kalo
duduk sama dia, makmur aku. Entah aku dikasi pensil, pulpen, atau penghapus
sebesar biji jagung. Enakkan.
33.
ADITYA
YUDA PRADANA
Kelahiran
RS Yabis yang dibesarkan di Pisangan city katanya. Doyan jajan buku. Doyan
Historical Fiction. Doyan ciki-ciki seribuan di bulek es kelapa. Doyan ke
angkringan dekat Smansa. Doyan nginget kenangan. Doyan ngajak ibunya malam
mingguan. So sweet kan.
Beda
sama Aby, kalo ngobrol sama Yuda yang dibicarain gakjauh-jauh dari novel, bola,
lagunya Paramore yang dia paksa aku untuk dengerin dan nonton di Yutub. Waktu
SMP, banyak temen yang bisa aku ajak ngobrolin bola, makin kesini makin dikit.
Nah, Yuda ini temen SMA yang survive sampe sekarang betah aku ajak ngomongin
dan nonton bola sampe pagi. Dan besoknya telat masuk sekolah. Mengharukan, ya. Yuda
juga teman rusuh di twitter. Banggalah kamu yut karena masuk di list teman
curhatqu :’’) walaupun kebanyak dia yang curhat, sih. Btw, ibunya Yuda nih jago
masak. Kalo ada acara tumpengan di sekolah, pastilah kelas pesen tumpeng di
ibunya dan tumpeng kelas kita pasti selalu menang. Uhuy. Pokoknya, kalo lebaran
atau pas Yuda ulangtahun beh jangan sampe kelewat rumahnya.
Yuda
juga pernah dipukul pake panggaris sama guru Agama. HM kayaknya semua muridnya
udah pernah kena pukulan atau cubitannya. Guru Agama satu itu emang suka gemesh
sama muridnya yang kalo ditanya, jawabannya gak sesuai dengan kemauannya. Tapi
kita ngerti, kok, itu tanda kasih sayangnya :’’)
Ibuknya
nanya gini,
“Sebutkan
apa saja yang termasuk perilaku terpuji!”
Dengan
penggaris di tangan, Ibuknya keliling kelas nanyain satu-satu. Jawaban
teman-teman semuanya normal, kayak berbuat adil, jujur, sedekah, sampe giliran
Yuda, dia jawab,
“Nggak
suka mukul muridnya pake penggaris, Bu.”
Sekelas langsung rusuh ketawaan.
Ibunya juga ikut ketawa dan Yuda tetap dapat serangan penggaris dari Ibuknya.
44.
AFDHAL
Arti
namanya adalah ‘Yang Utama’. Panggilan kesayanganku ke dia Afdol karena enak
nyebutnya. Salah satu teman kelas yang sampe sekarang gak les, sama kayak aku.
Jenggot aja dirawat sama dia, apalagi kamuhhh. Du. Kalo pake celana, celananya
dilipat dikit biar mata kakinya keliatan. Satu-satunya penduduk Aceh di kelas.
Guru agama paling suka kalo Afdhal azan karena menenagkan. YOI, kalo nyanyi
juga suaranya menggetarkan jiwa.
seriuz banged mz |
OIYA, buat kalian yang belum
pernah rasain Mi Acehnya Afdhal, kalian belum menjadi manusia seutuhnya
#endorse #iklanbontang #AcehPride. Bapaknya Afdhal jualan Mi Aceh di turunan
jalan tembus. Pernah nih ya aku denger cerita, katanya Afdhal pernah lagi
ngaduk-ngaduk Mi Aceh di wajan sambil belajar atau lagi belajar di meja
makannya atau lagi nuntun adek-adeknya belajar. BAYANGKAN, GENGZ. Walaupun
satiap inget cerita itu aku terharu, sampe sekarang aku belum klarifikasi
langsung ke Afdhal tentang cerita-cerita magisnya.
Afdhal pernah bilang gini ke
aku,
“Mamakmu pengen kamu jadi itu.
Kapan lagi kamu bisa bahagian mamakmu kalo kamu pengen jadi yang lain? Bahkan
waktu bayi kamu pipisin mamakmu, gak bakal bisa kamu ‘gantiin’ itu.”
Dan kalimatnya dia sampe
sekarang itu yang paling mengganggu, ditambah Yuda sama Aby yang suka
ngomporin. Yoooshh.
Apalagiya. OHIYA. Aku mendengar
cerita kalo dia pernah ditegur sama Bu Mia, guru kimia dan pembina Rohis. Kata
Ibuknya, Afdhal disuruh cukur jenggotnya karena dilarang sama sekolah. Dan
dengan semangat hijrah dan istiomah yang luar biasa, dia jawab, “Ini, kan,
sunnah Rosul, Buk.” Dan dia tetap merawat jenggotnya yang pernah dia sisir pake
sisir yang ada di meja ibu guru agama wkwk.
55.
AFNI
DWI YANTI
Dia ini kalo masalah olahraga yang lempar-lemparan: lempar lembing,
lempar cakram, sama tolak peluru, hmmmm dia ahlinya diantara 19 wanita tangguh
lainnya. Kata dia, kuncinya adalah ‘ingat mantan’. Klasik banget, kan? Tapi ya
gitu, ampuh banget sama kekuatan otot tangannya.
Ngomongin mantan, mantannya Afni nih dari kelas sebelah. Kalo mantannya datang, pasti ada aja yang ngolokin Afni :( soalnya dulu waktu masih pacaran sering ngobrol di jendela belakang kelas heu.
Selama SMA ini, dia tinggal di rumah neneknya yang dia panggil Ummi. Rumah dia adalah rumah terjauh diantara 29 rumah lainnya. Oiya, dia ini kalo ngaji suaranya baguussss sekali sampe-sampe itu Afdhal si suara merdu juga suka dengerinnya. Suaranya suara wanita anggun 17 tahun ke atas. Untuk ukuranku, Afni termasuk orang yang agak pendiam nggak pecicilan kayak aku :’) makanya kubilang anggun. Mungkin karena aku dan dia nggak terlalu deket, aslinya dia mungkin disimpan di hadapanku :(
BTW, di kelas ada 2 laki yang suka sama Afni wkwkwkwkwkw. Yang satu
agak nunjukin, yang satu lagi diem-diem tapi akhirnya ketahuan kok hahahahaha. Apasi
din. Ya pokoknya Afni idaman dua lelaki itu.
66.
ANASTASIA
FLORENTINA
BOLEH NGGAK AKU NYEKIP
ORANG SATU INI :’’’(
Buat kalian yang pernah baca postku yang nyeritain tentang
dia dan udah bosan, tenang. Sama, aku juga bosan HAHAHAHAHAHA.
Gakpaham mau cerita apa lagi tentang dia. Yang jelas, dia itu salah
satu reminder terbaik yang aku punya, kadang dia yang lebih ngerti aku lebih
dari aku ngerti diriku sendiri. Temen yang sama-sama suka kelayapan. Daaaan,
selama enam tahun terakhir ini aku udah kebiasaan sama dia, nggak tau nanti
kalo pisah karena cita-cita yang beda gimana. Dia ngajarin aku kalo temenan itu
bukan hanya punya selera yang sama, tapi juga punya visi yang sama.
Tanpa dia atau aku cerita, kita tau itu apa hanya dengan mata yang
saling natap lalu akhirnya ketawa sama-sama. Sama dia, banyak nggak sepakatnya
tapi ya walaupun harus debat dulu, pasti ntar ketemu ujungnya. Kata dia, itu
karena kita sama-sama aquarius yang keras kepala. Pernah juga, kita berdua jadi
panitia konsumsi acara SMA, tapi kita ngurus makanan di lorong yang berbeda. Terjadilah
sesuatu yang semua orang kayak lagi nonton drama koreyya romantis, tapi bagi
Anas itu sebuah drama tragedi. Wkwk. Dari lorong seberang, aku udah ngawasin
Anas, manatau dia tiba-tiba pingsan kan nggak enak. Trus, tiba-tiba satu orang
panitia lain datangi aku sambil berbisik, “Din, dipanggil Anas di tangga.” Aku langsung
lari sambil nahan ketawa aku datangi dia. Seperti biasa, kurangkul dan dia
tambah kenceng nangisnya. Padahal, sebelum kejadian, dia bilang kalo nggak
bakal nangis. Emang banyak bullshit tu Anas tu. Buat kalian teman barunya, kalo
dia ngomong gitu, jangan jauh-jauh dari dia, ya, nanti dia nangis-nangis
sendiri gimana ya kan aku jauh :(
Pembalap motor andalang gue, 3,5kilo dari rumahku ke sekolah cuma habisin
2 menit. Btw, w kangen kamu nginep di rumahku yang kalo tidur kayak babi. He he.
Dia kalo tidur sukanya pake kipas yang kenceng, lha aku malah nggak bisa kalo
tidur bekipasan. Jadinya, sebelum tidur aku nyalain kipas, ntar kalo dia udah
tidur, aku matiin kipasnya hehehe maaf ya nas. Oiya, aku kalo liat mobil
fortuner tuh pasti keinget dia hahahahaha soalnya kaki kirinya pernah kelindes
ban mobil fortuner pas lagi ngobrol di pagar SMP bareng aku. Besoknya habis
kelindes, yang dia pikirin cuma adek kelas yang lagi dia gacoin. Kalo ngomongin
gacoan, dia adalah pakar dedek gemesh.
“Kak Anas bisa gambar, nggak?”
“Enggak. Emang mau gambar apa?”
“Gambar peta dari hatiku ke hatinya Kak Anas.”
BAH.
Sudahlah nas, cari om-om tambang ajala kamu.
Terakhir, kita pernah nangis-nangisan berdua di dermaga jam sembilan
malam yang kemudian digodain dan disenterin sama para bujangan kapal dan kita
tetep pelukan sambil nangis. Aku gak pernah ngikat dia untuk selalu kemana-mana
bareng, karena aku yakin, kita berdua itu kayak kapal di pelabuhan: Sejauh
apapun aku atau dia pergi, kita tau kemana harus kembali. Ya, kan, Nas?
((BTW Anas nggak ikut foto ijazah bareng sekelas, jadinya nggak ada wkwkw. besok-besok ya tak masukin :*))
77.
ANDINI
NUR FITRI
Kalo bahasa biologi, miopi itu penderita rabun jauh. Jadi aku ini
seorang penderita yang sering dibilang sombong karena kalo ketemu kenalan gak
nyapa. Hm, kalo jarak kalian gak lebih dua meter dari aku dan aku sudah hapal
gestur kalian, tenang, aku bakal nyapa sebelum kalian sadar aku ada.
Sekarang kegiatannya lagi beradaptasi. Hidup ini keras, ngadepinnya
jangan dikerasin juga. Oke, bosku? :)
Oh iya, cuma mau bilang, Passion comes from hard work. Ketika kita
bekerja keras buat sesuatu, maka kita akan semakin paham apa sebenernya ‘sesuatu’
itu, lalu jadilah itu passion. Jadikanlah apa yang kamu kerjakan sekarang jadi
passionmu.
Salah satu hal bodoh yang pernah aku lakuin di kelas, waktu kelas 11 pelajaran agama, praktikum solat jenazah. Sebelum maju praktikum, aku ngobrol sama Afdal dan Aby, aku nanya kalo imamnya salah, cara negurnya gimana? Dengan gagah mereka menjawab, "Teriak Subhanallah." oke, sekarang aku tau. Terus, mualilah praktikum solat yang jadi 3 baris, di baris pertama ada Dhika yang jadi imam, baris kedua ada 2 makmum aku lupa siapa hehe, trus di baris ketiga ada aku sendirian. Trus, Dhika lagi imam nih, nah aku denger bacaan dia salah, jadilah aku teriak dari baris ketiga dengan lantang dan sok tau "SUBHANALLAH!" berhentilah Dhika dan langsung noleh ke belakang. Ibu Sari langsung manggil aku, beliau nahan ketawa.
"Kenapa kamu teriak begitu?"
"Karena bacaannya salah, Buk."
"Itu cara negur makmum laki-laki, kalo perempuan caranya nggak gitu."
"Jadi gimana, Bu?"
"Telapak atas tangan kanan, nepuk telapak atas tangan kiri."
"Maaf, bu, soalnya tadi dikasitaunya kayak gitu."
sambil menatap nanar Aby dan Afdhal. Gini banget, ya Allah :')
88.
ERMAN
SAPUTRA
Sekarang kegiatannya Erman adalah melatih kelas-kelas yang nugas
upacara Senin dan bisnis Multi Level Marketing yang namanya M*S. Awal dia ikut
M*S, ibarat kepalanya bisa nyalain sepuluh obor, iya, kepalanya berapi-api.
Siapa aja yang minta dijelasin, maka dia akan ngejelasin secara detail walaupun
nantinya orang itu gak jadi join.
Pernah juga, kapan itu pelajaran Fisika-nya Pak Samsul. Setelah
puluhan menit bapak ngejelasin materi tanpa nulis di papan tulis dan cuma
ngejelasin di meja guru, akhirnya bapak nyuruh kita ngerjain soal. Karena
kebiasaan bapaknya nyuruh muridnya maju ngerjain, jadilah Erman yang dipanggil.
Refleks, temen-temen noleh ke Erman.
YAK. Beberapa detik kelas senyap karena sawan. Iya, Erman tidur.
Jadilah Febry yang hari itu duduk di sampingnya Erman
nyenggol-nyenggol bangunin dia. Beberapa temen juga teriak-teriak kecil supaya
erman bangun. Daan, dia bangun dengan gagah dan mata merahnya. Nyenyak sekali
kuliat.
“Hmmmm?”
Langsung kelas rusuh ketawaan. Kecuali Pak Samsul.
Erman sok-sok buka bukunya yang aku yakin dia gak tau halaman berapa.
Dan dia gak peduli wkwk. Kelas masih ketawaan, trus bapak nyuruh Erman cuci
muka ke kamar mandi. Kita kira bapak bakal marahin Erman, eh ternyata kita yang
ngetawain Erman yang kena tegur. Dengan cara ngomong bapaknya yang kalem tanpa
suara yang meninggi, bapaknya bilang,
“Teman tidur kok diketawain. Kalian gak tau,kan, alasan dia kenapa
bisa sampe tidur di kelas? Mungkin dia kerja atau begadang atau apa. Kita
ketawa karena kita gak tau yang sebenarnya. Kalian itu enak sekarang dapat uang
gampang tinggal minta orang tua. Nah kan kita gak tau gimana rasanya jadi orang
yang harus kerja usaha keras dulu baru bisa dapat yang dia mau. Jangan asal
ketawa.”
Kelas sunyi.
Mood bapaknya kayaknya lagi ancur. Dan kita yang hari itu cuma pengen
ketawa lepas, ternyata ketahan.
WKWKWKWKWKWKWKWKWK nahan ketawa emang nggak enak.
Udah dulu ya, 8 orang dulu. Besok-besok lagi.
BTW, tulisan di atas aku ketik tanggal 8 September 2015. dah lama kan ya wkwk. udah lama pengen ngepost, cuma kayak ada aja yang yang ngalagin. iya. kemalasanku yang menghalanginya :''( he he.
Jangan lupa mandi ya gaes, supaya nggak bau penghianatan. nggak nyambung. bodo amat.
EH. sebelum nutup ini, bayangin waktu kita berhenti di pintu kelas, pake sweater ijo-ijo bawa kue dan bingkai foto dengan muka shock diusir keluar, ya. he he.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar