Cari Blog Ini

Kamis, 09 Mei 2013

Putarlah Sesukamu

Sebenarnya aku sudah berdoa setiap hari supaya aku menjadi orang yang jauh dari sifat buruk hati.
Aku juga selalu berusaha agar tidak terperangkap, sekali-kali saat aku menyadari akan muncul sifat buruk hatiku atau bahkan sifat itu sudah mengapung di permukaan, aku mencoba menghirup udara sekitar dan mengeluarkannya lebih banyak. Apa salah?


Ya. Aku sudah solat subuh tadi Saat sifat itu luluh berjatuhan kala aku ruku, aku percaya Tuhan itu Maha Adil pun juga Maha Cinta. Tapi entah mengapa, sifat itu terus bermunculan mendesak dengan egoisnya. Bagaimana caranya?

Mungkin aku harus membaginya untuk mengusirnya perlahan. Bukan, aku bukan ingin membagi sifat burukku, aku hanya ingin membagi cerita yang mengundang sifat burukku itu.


Aku tidak menceritakannya secara nyata, tapi ini nyata. Dan kau akan sadari, ternyata ada orang sepertiku yang diciptakan Tuhan dengan keagunganNya, tetapi penuh dengan pelukan setan.

Jadi, ini sederhana. Banyak pencetus-pencetus ide pernah merasakannya. Hm, atau mungkin semuanya.
Aku merasa diriku disini adalah seorang pencetus ide. Egois? Bodoh? Apa salahnya? Lalu, sebutan apakah untuk orang yang mendapatkan ide? Ide itu mahal, lho. Coba aja dulu Steve Jobs ngasih ide-ide luar biasanya itu ke orang lain?

Kalau seorang guru memberikan 'Smart Solutions' ke murid-muridnya, lalu murid-muridnya menerapkannya, itu bukanlah sebuah 'pengambilan ide'. Huh. Dengan arti, 'pengambilan ide' disini adalah tidak menghargai pencetus ide itu sendiri. Masih belum ngerti? Guru tersebut akan bahagiaaaaaaa sekali ketika mengetahui bahwa murid-muridnya menerapkan idenya.

Nah, dalam konteks lain, masalah yang berbeda. Bolehkah aku bertanya? Jika tidak, pulanglah saja kau pada ibumu atau ayahmu.
Bagaimana jika, idemu diambil oleh orang lain? Bagaimana perasaanmu saat batik dan segala kebudayaan Indonesia diklaim oleh bangsa lain?

Suatu hari, ada anak bernama Inem. Singkatnya, dia mengungkapkan apa yang telah lama ada di pikirannya. Iya, itu sudah lama dia pikirkan. Dan pada saat Inem sedang membaca RPULnya, dia ditanya apa ide yang dia punya untuk sebuah acara. Inem senang sekali. Sangat senang. Menggantungkan ide-ide itu juga baban, lho. Memikirkan bagaimana cara untuk mencapainya. Dan lepas-terwujudnya harapan Inem itulah yang membuat harinya tenang.... untuk beberapa hari kedepan.

Inem adalah gadis yang berusaha agar tidak meniru atau mengambil ide orang lain. Dia terinspirasi, banyak kali, bukan berarti dia seorang plagiat. Tidak.
Inem juga menghargai ide/jawaban dari teman-temannya dengan menyebutkan nama temannya tersebut. Selalu.

"Eh, katanya Parjo, perpisahan nanti bagusan pake tema jaman 70-an. Menurutku sih bagus, soalnya sekarang juga banyak benda-benda yang di re-make atas dasar benda-benda 70-an juga."

Apa balasannya atas ide yang diungkapkan Inem? Ide Inem diambil begitu saja tanpa rasa peduli akan rasa sedih yang akan memeluk Inem nantinya. Sedih. Mungkin ini adalah balasannya atas perbuatan buruk Inem yang telah lalu. Karma still goes on, Nem..

Dan jika kau menjadi Parjo? Apa yang kau rasakan? Merasa dihargai atas idemu,kan? Dan dihargai itu....It's enough.

Jadi, walaupun ceritanya Inem nggak kelar, intinya adalah coba menghargai hal-hal kecil yang dilakukan orang lain, tetapi sebelum menghargai oranglain, hargailah dirimu sendiri atas apa yang sudah kau lakukan. Simple. Intinya bersyukur.

Dan ide saya juga ingiiiiiin sekali dihargai. Sulitkah? Bukan, aku bukan gila hormat, gelar ataupun jabatan. Agamaku sangat melarang perbuatan seperti itu. Toh, saat kembali padaNya kita hanyalah Almarhum/ah. Gitu. Jadi, hilangkanlah pikiranmu jika menganggapku sebagai seorang yang gila hormat. Hm. Aku hanya ingin dihargai atas apa yang aku punya walaupun hanya titipan Tuhan.



Buat kamu, seseorang diujung kota, 
terimakasih telah mengajarkanku tentang rasa sakit atas keburukan hati yang aku punya
dan cara bagaimana lebih menghargai hidup ini.
Bagaimana rasa sesungguhnya dihargai untuk dipertanyakan ide
dan rasa tidak dihargai atas ide yang kuungkapkan.
Terimakasih. Ini, terimalah beberapa kaset bekas untukmu. Putarlah sesukamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar